Minggu, 24 April 2011

Ternyata beda !!!

saya akan menceritakan tentang pengalaman saya membeli suatu produk services & goods yang ternyata kedua hal tersebut memiliki perbedaan yang sangat mencolok


Pengalaman membeli barang di mini mart ( Goods )
Proses pembelian (Pre Purchase)
Sebelum pergi membeli barang di mini mart biasanya saya karena terilhami terlebih dahulu oleh iklan - iklan di televisi atau omongan dari teman, barang yang saya akan beli tersebut biasanya memang barang-barang yg sehari hari saya konsumsi seperti rokok, minuman & makanan ringan, kadang kadang saya pun membeli shampoo, tissue, cotton bud dll.


Pada saat pembelian (Service Encounter)
Barang - barang yang sudah ada di benak saya yang akan di beli saya ambil dari counter tempat penyimpanan tanpa bantuan dari karyawan (self service) dan tidak jarang saya membeli barang - barang yang tidak saya rencanakan terlebih dahulu, 


Setelah Pembelian (Post Purchase)
Barang - barang yg telah saya beli tersebut menjadi barang yang full saya miliki dan saya memiliki hak kapan dan dimana memakai barang tersebut (Full Ownership)


Pengalaman menginap di hotel Inna Bali Denpasar (Service)
Proses Pembelian (Pre Purchase)
Sebelum merencanakan untuk menginap saya mencari terlebih dahulu informasi yang saya butuhkan dan saya inginkan baik itu tentang lokasi, harga kamar, dan fasilitas apa yang tersedia


Pada saat pembelian (Service Encounter)
Segala sesuatu yang saya dapatkan dilayani dengan bantuan dari karyawan hotel tersebut dari mulai reservasi (telephone operator), Check in (Resepsionis) , masuk ke kamar (Bellboy), makan di restourant (Waiters) dll.


Setelah Pembelian (Post Purchase)
Yang saya bawa pulang setelah menginap di hotel tersebut hanyalah kenangan dan kesan selama berada di hotel tersebut.


Perbedaan Pre Purchase, Service Encounter, Post Purchase
Pre Purchase
Untuk goods saya tidak terlalu mencari informasi dari barang yang akan di beli akan tetapi hanya mempercayakan dari brand/merk dari barang tersebut sedangkan untuk Services saya terlebih dahulu mencari informasi akan jasa yang ditawarkan.


Service Encounter
Untuk Goods tidak terlalu membutuhkan layanan dari SDM karena setiap barang yang saya beli saya ambil sendiri akan tetapi untuk Services memerlukan SDM yang cukup banyak dan kepuasan saya sebagai tamu sangat tergantung dari mereka


Post Purchase
Saya tidak dapat memiliki barang - barang yang saya beli ketika menginap di hotel (Lack of Ownership) akan tetapi untuk barang yang saya beli di mini mart saya mempunyai hak penuh untuk barang tersebut.




Alur Pembelian 


Goods



Services





Karakteristik Jasa


Menurut Zeithaml dan bitner (2003:20) , jasa memiliki empat cirri utama yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran yaitu :

1. Tidak berwujud
Hal ini menyebabkan konsumen tidak dapat melihat, mencium, meraba, mendengar, dan merasakan hasilnya sebelum mereka membelinya. Untuk mengurangi ketidakpastian, konsumen akan mencari infotmasi tentang jasa tersebut, seperti lokasi perusahaan , para penyedia dan penyalur jasa, peralatan dan alat komunikasi yang digunakan serta harga produk jaa tersebut. 


2. Tidak terpisahkan (inseparability)
Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya yaitu perushaan jasa yang menghasilkannya. Jasa diproduksi dan dikomsumsi pada saat bersamaan. Jika konsumen membeli suatu jasa maka ia berhadapan langsung dengan sumber atau penyedia jasa tersebut sehingga penjualan jasa lebih diutamakan untuk penjualan langsung dengan skala operasi terbatas. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan dapat menggunakan strategi-strategi seperti bekerja dalam kelompok yang lebihbesar, bekerja lebih cepat serta melatih pemberi jasa supaya mereka mampu membina kepercayaan konsumen.


3. Bervariasi (variability).
Jasa yang diberikan sering kali berubah-ubah tergantung siapa yang menyajikannya, kapan dan dimana penyajian tersebut dilakukan. Ini mengakibatkan sulitnya menjaga kualitas jasa berdasarkan suatu standar. Untuk mengatasi hal tersebut, peusahaan dapat menggunakan tiga pendekatan dalam pengendalian kualitasnya sebagai berikut :
a. Melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan personil yang baik
b. Melakukan standarisasi pross produksi jasa
c. Memantau kepuasan pelanggan melalui system saran dan keluhan, survey pelanggan sehingga pelayanan yang kurang baik dapat diketahui dan diperbaiki.


4. Mudah musnah (perishability) 

Jasa tidak dapat disimpan sehingga tidak dapat dijual pada masa yang akan dating. Keadaan mudah musnah ini bukanlah suatu masala jika permintaannya stabil karena mudah untuk emelakukan persipana pelayanan sebelumnya. Jika permintan berfluktuasi, maka perusahaan akan menghadapi masalah yang sulit dalam melakukan persupaan pelayannanya. Untuk itu perlu dilakukan perencanaan produk, penetapanharga serta program promosi yang tepa untuk mengantisipasi ketidaksesuaian antara permintaan dan penawaan jasa

Sumber: http://id.shvoong.com/business-management/2001122-karakteristik-jasa/#ixzz1KTDdssiP

1 komentar: